Turunkan Angka Kematian, Arab Saudi Berikan Akses Ekslusif Perawatan ke Jemaah Haji Indonesia
Jemaah calon haji asal Kabupaten Banyumas tiba di Embarkasi Solo Asrama Haji Donohudan Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Jumat (2/5/2025). ANTARA/Aris Wasita
MerahPutih.com - Sebanyak 221.000 orang jemaah calon haji akan diberangkatkan di tahun ini dari seluruh embarkasi Indonesia. Jumlah itu terbagi atas 203.320 orang jemaah calon haji reguler dan 17.680 jemaah calon haji khusuk.
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyatakan, jemaah haji Indonesia mendapatkan akses yang eksklusif dan lebih baik ke rumah sakit di Arab Saudi untuk memutus birokrasi rujukan yang terlalu panjang sehingga bisa ditangani dengan cepat.
"Sekarang jumlah tenaga yang kita taruh di Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) bisa menurun, karena jamaah haji Indonesia mendapatkan akses yang lebih baik dan eksklusif ke RS-RS Saudi, sehingga enggak usah ditunda terlalu lama di KKHI," kata Menkes dalam konferensi pers yang diikuti dalam jaringan di Jakarta, Jumat (2/5).
Tahun 2023 menjadi puncak angka kematian jamaah Indonesia dengan 773 orang meninggal. Namun pada tahun 2024 kasus tersebut berhasil turun menjadi 461 dengan berbagai pengetatan cek kesehatan.
Baca juga:
"Kita melakukan perbaikan dengan Kementerian Agama (Kemenag) sehingga di tahun 2024 turun drastic dari 773 ke 461. Penurunan ini disebabkan karena ada perubahan cek kesehatannya, proses dilakukan lebih awal, ada pengetatan cek kesehatan, dan proses pendampingannya," ujar Menkes.
Menkes Budi mengimbau agar kesehatan jamaah Indonesia terus ditingkatkan, karena angka kematian yang tinggi akan berdampak negatif ke pengetatan syarat-syarat jamaah haji Indonesia berikutnya.
"Kalau kita tidak bisa benar-benar menjaga status kesehatan, kesakitan, dan kematian masyarakat Indonesia, akan berdampak negatif ke jamaah haji berikutnya, termasuk harga premi asuransi yang harus dibayar oleh jamaah haji Indonesia berikutnya juga terdampak," tutur Menkes.
Pemerintah Arab Saudi juga telah memberikan daftar organisasi atau perusahaan yang harus melayani kesehatan jemaah haji dari seluruh negara, sehingga pelayanan yang diberikan kepada jemaah bisa lebih tepat. Untuk itu pengurangan tenaga kesehatan diharapkan dapat dialihkan ke kuota Jemaah.
"Indonesia sudah memilih satu grup yang dipilih juga oleh India, mereka menyalurkan ke RS-RS di seluruh Saudi. Kita harapkan pelayanannya lebih baik, jadi tenaga kesehatan tidak perlu lebih banyak dari yang dulu, sehingga lebih baik kuotanya untuk jamaah," katanya.
Sementara itu, Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan (Puskes Haji Kemenkes) akan memberdayakan ketua kelompok terbang (kloter) hingga pembimbing ibadah untuk memberikan edukasi soal kesehatan kepada jamaah calon haji sebagai langkah promotif dan preventif.
"Jadi dokter kloter atau perawat kloter bisa memberdayakan ketua Kloter, pembimbing ibadah, ketua rombongan, untuk menyatukan edukasi tentang kesehatan," ujar Anggota Tim Pemeriksaan Kesehatan Haji Kemenkes Enny Nuryanti.
Bagikan
Alwan Ridha Ramdani
Berita Terkait
Hajj Banking Award 2025 Perkuat Ekosistem Haji
Raker Menteri Haji dan Umrah dengan Komisi VIII DPR bahas Persiapan Ibadah Haji 2026
RS Akhirnya Beroperasi setelah Banjir, DPR Ingatkan Optimalkan Layanan
Danantara Resmi Akuisisi Hotel dan Tanah Sekitar Masjid Al-Haram di Makkah
Putra Mahkota Saudi Telepon Presiden Prabowo, Beri Dukungan untuk Indonesia dan Bahas Kampung Haji
Etomidate Resmi Masuk Narkotika Golongan II, Penyalahgunaan Bisa Dijerat UU Narkotika
Skema Haji 2026 Dinilai Terlalu Berbahaya, Jemaah Harus Tiba di Mina Pagi Hari Sebelum Cuaca Panas Ekstrem Mencapai Puncaknya
Jangan Lupa Batas Akhir Pengajuan Visa Haji 8 Februari 2026, Lewat Batal Berangkat!
Ibu Hamil Meninggal Setelah Ditolak Berbagai RS di Papua, Ini Respon Prabowo dan Menkes
Pemerintah Siapkan 150 Program Pendidikan Dokter Spesialis Buat Dikirim ke Seluruh Berbagai Daerah