Pandangan Islam Terhadap Perilaku Mubazir, Hindari Pemborosan Pangan

Kamis, 06 Maret 2025 - Alwan Ridha Ramdani

MerahPutih.com - Islam menuntun umatnya untuk selalu terukur, dalam melakukan aktivitas apapun mulai dari berpikir dan bertindak. Termasuk ketika berbuka puasa untuk tidak mubazir.

Mubazir sendiri termasuk dalam perbuatan fasad. Fasad merupakan perilaku jelek yang bisa menimbulkan kerusakan. Makanya karena sikap ini perilaku yang jelek perlu diingatkkam untuk tidak melakukannya melalui ceramah.

Berikut ini merupakan salah satu contoh dari ceramah yang menyinggung soal "Hindari Menzolimi Diri Berperilaku Mubazir, Mari Mulai Dari Diri Sendiri".

Assalamualaikum Warahmatullahi Wa Barakatuh,

Innal Hamda Lillaahi Nadmaduhu Wa Nasta Iinuhu Wa Nastaghfiruh. Wa Udzu Billahii Min Syuruuri Anfusinaa Wamin Sayyiaati Amaalini. Man Yahdihillaahu Falaa Mudhilla Lahu Waman Yudhlil Falaaa haadiyalah. Asyhadu An Laa Ilaaha Illaallaahu Wahdahu Laa Syariikalah, Wa’asyhadu Anna Muhammad Abduhu Wa Rasuuluh.

Sesungguhnya segala puji hanyalah milik Allah, Allah yang kita puji, kepada Allah kita memohon pertolongan, kepada-Nya kita memohon ampunan, kita berlindung kepada Allah dari kejahatan diri-diri kita dan dari keburukan amal perbuatan kita.

Barangsiapa diberi petunjuk oleh Allah, niscaya tak seorang pun yang dapat menyesatkannya. Dan siapa yang disesatkan Allah, maka tak seorang yang mampu memberi petunjuk.

Aku bersaksi tidak ada yang berhak disembah selain Allah semata-mata, tiada sekutu bagi-Nya. Dan aku juga bersaksi Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya. Amma ba’d

Mencintai diri sendiri bisa dimulai dari diri sendiri. Salah satu isu yang kerap dianggap sepele padahal menzolimi diri sendiri adalah sikap mubazir. Banyak orang yang tidak sadar bertindak, berperilaku berlebihan menyebabkan kerugian. Baik itu kerugian jangka panjang atau jangka pendek.

Baca juga:

Panduan Jam Minum Obat Pasien Penyakit Kronis Saat Puasa dari Kemenkes

Seseorang berperilaku mubazir, misalnya saat berbuka maka selalu terkait dengan makanan. Maka dampaknya makanan yang terbuang menjadi food waste atau pemborosan pangan.

Tercatat 30 persen dari rantai pasok global terbuang dengan 1,3 miliar ton jumlah makanan yang terbuang setiap tahunnya. Islam sebagai agama yang bersifat fleksibel tentunya sangat memperhatikan hal-hal substansial bagi umat manusia.

Termasuk aturan menjaga pola konsumsi terhadap makanan dengan tidak melakukan pemborosan pangan. Menjadi sangat penting bagi manusia untuk membeli makanan secukupnya, tidak membuang-buang makanan, hingga mengurangi limbah makanan.

Dalam menjaga pola konsumsi yang proporsional, secara tidak langsung kita turut menjaga lingkungan tempat kita berada. Dengan terkontrolnya makanan maka limbah makanan yang dihasilkan pun semakin minim.

Islam melalui Al-Qur’an menjelaskan dalam surat Al-A’raf ayat 31:8. Berbunyi:

Artinya: “Wahai anak cucu Adam, Pakailah pakaianmu yang indah pada setiap (memasuki) masjid dan makan serta minumlah, tetapi jangan berlebihan. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan”.

Selain menghindari mubazir dapat mengontrol hasil produksi limbah. Tindakan tidak mubazir juga membantu menjaga pola tubuh yang sehat.

Disebut oleh Imam Ibnu Katsir dalam kitab Tafsir al-Qur’an al-Adzim, Juz III, halaman 407 mengutip riwayat dari Imam Ahmad, menjelaskan bahwa Nabi Muhammad SAW, sangat menganjurkan agar tidak berlebihan dalam makan, minum, serta pakaian. Ini membuktikan Nabi Muhammad saw sangat memperhatikan kesehatan umatnya dengan menjaga pola konsumsi.

Rasulullah SAW bersabda “Tidak ada wadah yang penuh dan lebih buruk dari perut manusia. Cukuplah untuk memakan makanan yang dapat memberikan energi bagi tubuh, jika manusia melakukannya maka tidaklah mengapa. Sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minuman dan sepertiga lagi untuk udara”. (Hadis Riwayat Ahmad).

Tentu sebagai umat muslim hal yang menjadi teladan adalah kata dan perilaku Rasul. Jika Rasul saja sudah mengeluarkan imbauan ini, tentu tidak ada alasan kita untuk menolaknya apalagi tidak melakukannya.

Nabi Muhammad SAW melalui hadis di atas merupakan salah satu bentuk kecintaannya pada umatnya. Ia tidak ingin umatnya sengsara karena perilaku yang disebab hawa nafsu semata.

Jika tubuh yang sehat tentu menjalan ibadah pun jadi makin maksimal. Sehingga sekali lagi hindari perilaku mubazir terlebih soal berbuka puasa.

Syekh Wahbah al-Zuhaili dalam kitab Fiqhul Islami Wa Adillatuhu, Juz III, halaman 505 menjelaskan “Islam sangat memperhatikan kesehatan fisik. Oleh karenanya, Islam mewajibkan untuk memakan asupan standar atau pokok baik makanan maupun minuman untuk menjaga kehidupan, menolak kerusakan fisik, melakukan kewajiban-kewajiban agama seperti shalat, puasa dan yang lainnya”. (Tka)

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan