Kisah Pahrul Syahputra, Dampingi Ibunda Berangkat Haji Gantikan Sang Ayah yang Meninggal Dunia

Kamis, 15 Mei 2025 - Ananda Dimas Prasetya

MerahPutih.com - Kisah jemaah calon haji yang berangkat tahun ini menimbulkan sejumlah cerita haru. Salah satunya adalah Pitta (56) dan putranya, Pahrul Ramadhan Syahputra (30) yang berasal dari Sibolga, Sumatra Utara ini.

Beberapa bulan lalu, Pitta dan suaminya, Hapijuddin padahal telah telah bersiap menjalankan ibadah haji. Segala persiapan sudah mulai rampung: pembuatan paspor, perekaman biometrik / Saudi Visa Bio (SVB) hingga doa-doa yang telah mereka panjatkan bersama selama bertahun-tahun.

Namun takdir berkata lain, menjelang hari keberangkatan, Hapijuddin meninggal dunia akibat penyakit diabetes.

“Beliau sangat semangat, setiap hari bicara soal Makkah, soal wukuf di Arafah. Tapi ternyata Allah lebih dulu memanggil,” tutur Pitta kepada wartawan di Sibolga, Sumatera Utara dikutip Selasa (13/5).

Baca juga:

Belasan Tahun Menabung, Pasangan Lansia Penjual Sembako asal Sibolga akhirnya Bisa Berangkat Haji

Duka itu begitu dalam karena tak hanya karena kehilangan pasangan hidup, tapi juga karena impian mereka untuk menunaikan haji bersama pupus begitu saja.

Namun, di tengah keperihan itu, sang anak sulung, Pahrul, mengambil keputusan besar menggantikan sang ayah untuk mendampingi ibunya menunaikan ibadah suci.

“Saya merasa ini cara saya meneruskan niat mulia Bapak. Dan saya ingin Ibu tidak sendiri. Ini bukan cuma perjalanan haji, ini perjalanan hati,” ujar Pahrul.

Keputusan itu tak diambil dengan mudah. Pahrul harus mengurus segala proses administrasi pergantian porsi haji, mengurus cuti kerja, dan mempersiapkan diri secara mental dan spiritual.

Awalnya pun dia ragu, karena merasa belum pantas.

“Tapi setiap kali melihat wajah Ibu, saya tahu ini yang harus saya lakukan,” tambahnya.

Baca juga:

Hasil Kebun dan Takdir Bawa Pasutri Sepuh yang Merupakan Petani Kopi Aceh Jalani Ibadah Haji

Saat manasik dan detik mendekati keberangkatan haji, suasana haru menyelimuti. Beberapa kerabat yang datang ke rumah tak kuasa menahan air mata saat Pahrul dan ibunda berpamitan.

“Bapak tetap berangkat, lewat Pahrul,” ucapnya.

Bagi Pahrul dan ibunda, ini adalah bentuk cinta yang tak lekang oleh waktu, pengabdian anak pada orang tua, dan keyakinan bahwa meskipun tubuh sang ayah tiada, ruh dan niat sucinya tetap mengiringi mereka hingga ke Tanah Suci.

“Haji tahun ini bukan hanya soal menyempurnakan rukun Islam, tapi juga menyempurnakan niat bapak,” tutup Pahrul. (Knu)

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan