Virus Mers Corona Mengancam lewat Hewan, Jemaah Haji Indonesia Dilarang Dekat-Dekat dan Minum Susu Unta

Jumat, 16 Mei 2025 - Ananda Dimas Prasetya

Merahputih.com - Jemaah haji Indonesia di Arab Saudi diminta berhati-hati dengan ancaman kesehatan di Arab Saudi. Salah satunya terhadap Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS-CoV).

Gejala umum penyakit ini meliputi demam, batuk, dan kesulitan bernapas yang dapat berkembang menjadi komplikasi lebih parah.

Kepala Bidang Kesehatan Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH), Mohammad Imran menuturkan, meskipun kasus MERS-CoV ini tidak banyak dan terkendali di Arab Saudi, namun para jemaah dan petugas haji harus selalu waspada.

Imran menjelaskan bahwa MERS-CoV merupakan penyakit pernapasan serius yang disebabkan oleh virus corona.

“Penularan dapat terjadi melalui kontak dekat dengan hewan yang terinfeksi, terutama unta, atau melalui droplet pernapasan dari manusia ke manusia,” kata dia kepada wartawan dikutip Jumat (16/5).

Dia meminta jemaah menghindari kontak langsung dengan unta.

“Termasuk foto dengan unta dan minum susu unta di peternakan ataupun tidak mengonsumsi produk olahan unta yang tidak terjamin kebersihannya," ucapnya.

Baca juga:

Ribuan Kartu Nusuk Belum Terdistribusi dan Diaktivasi, Kemenag dan Kementerian Haji Arab Saudi Cari Solusi

Dia juga meminta jemaah memakai masker saat berada di tempat ramai. Jemaah juga diminta selalu mencuci tangan usai beraktivitas di luar ruangan.

"Kami imbau kepada jemaah untuk memakai masker saat di tempat keramaian. Lakukan pola hidup bersih dan sehat, pelihara kebersihan tangan dengan selalu cuci tangan sebelum dan sehabis beraktivitas," ujar Imran.

Dia mengajak para jemaah yang merasakan gejala demam, batuk, sakit tenggorokan, atau kesulitan bernapas, segera melaporkan kepada petugas kesehatan haji.

“Pertolongan yang lebih cepat dapat mencegah dampak parah penyakit itu,” ungkap Imran.

Sementara itu, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sudah menyiapkan sistem yang mampu memantau kondisi kesehatan jemaah haji Indonesia selama di Arab Saudi. Pemantauan dilakukan lewat sistem satu data.

"Dengan satu data kesehatan, kami bisa memantau kondisi jemaah secara real time, sejak dari embarkasi hingga di Arab Saudi," kata Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan, Liliek Marhaendro Susilo.

Baca juga:

Beragam Menu Makanan Khas Nusantara Disajikan untuk Jemaah Haji selama Perjalanan dari Madinah ke Makkah

Dia mengatakan sistem tersebut merupakan salah satu bagian dari transformasi layanan haji.

Liliek mengatakan satu data tersebut menghimpun rekam medis jemaah hingga apa saja intervensi medis yang telah diberikan. Data tersebut terkoneksi antara tim kesehatan di kloter, sektor, dan Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI).

Sistem tersebut ditujukan agar petugas dapat mengambil tindakan berbasis informasi yang akurat dan terkini.

"Ini bagian dari transformasi layanan haji yang lebih adaptif, responsif, dan personal," ujarnya. Dia meyakini sistem tersebut dapat membuat pelayanan ke jemaah haji lebih baik.

Dia mengatakan tindakan medis bisa lebih cepat dan tepat lewat sistem tersebut.

"Melalui data ini, kami bisa menentukan siapa yang butuh pemantauan ketat, siapa yang harus dibatasi aktivitasnya, bahkan siapa yang harus segera dirujuk ke fasilitas layanan lebih lanjut," kata Liliek. (Knu)

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan