Mencari Keberkahan Ramadan, Manfaatkan Waktu Sebaik Mungkin
Jumat, 07 Maret 2025 -
MerahPutih.com - Pada bulan Ramadan semua puja-puji dihanturkan sebab ada banyak keberkahan di dalamnya. Selama 30 hari berpuasa, saat Ramadan semua orang meningkatkan aktivitas beribadahnya. Bukan hanya salat lima waktu, puasa tapi juga salat terawih, qiyamul lail hingga witir, zikir hingga bertadarus.
Mengulik makna yang lebih dari kebaikan Ramadan simaklah ceramah berikut dikutip dari laman nuonline.or.id bertajuk "Raih Magfirah dan Keberkahan Ramadan"
Assalamualaikum Warahmatullahi Wa Barakatuh
Innal hamda lillaahi nadmaduhu wa nasta iinuhu wa nastaghfiruh. Wa udzu billahii min syuruuri anfusinaa wamin sayyiaati amaalini. Man yahdihillaahu falaa mudhilla lahu waman yudhlil falaaa haadiyalah. Asyhadu an laa ilaaha illaallaahu wahdahu laa syariika lah, wa’asyhadu anna Muhammad abduhu wa rasuuluh.
Sesungguhnya segala puji hanyalah milik Allah, Allah yang kita puji, kepada Allah kita memohon pertolongan, kepada-Nya kita memohon ampunan, kita berlindung kepada Allah dari kejahatan diri-diri kita dan dari keburukan amal perbuatan kita.
Baca juga:
Barangsiapa diberi petunjuk oleh Allah, niscaya tak seorang pun yang dapat menyesatkannya. Dan siapa yang disesatkan Allah, maka tak seorang yang mampu memberi petunjuk.
Aku bersaksi tidak ada yang berhak disembah selain Allah semata-mata, tiada sekutu bagi-Nya. Dan aku juga bersaksi Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya. Amma ba’d
Seperti yang dijanjikan oleh Allah SWT, keberkahan bulan ini begitu melimpah. Hanya saja bagaimana upaya hamba memanfaatkan waktu ini dengan cara terbaiknya.
Terlepas dari banyaknya kebaikan di bulan ini. Tentu Ramadan menjadi salah satu bukti sejauh mana kita bisa mengetahui ketakwaan kita pada Sang Khalik.
Rasulullah sendiri selalu mendambakan kedatangan bulan ini. Dalam sebuah hadis disebutkan kalau Rasulullah selalu mengungkapkan kerinduannya kepada bulan Ramadan dengan selalu berdoa sejak dua bulan sebelumnya.
Dalam sebuah doa termaktub dalam Kitab Al-Adzkar karya Muhyiddin Abi Zakariya Yahya bin Syaraf An-Nawawi disebutkan
"Bagaimana tidak? Pada bulan Ramadhan, kita diwajibkan melaksanakan puasa selama satu bulan penuh. Jika kita patuh terhadap perintah untuk berpuasa, dengan tidak pura-pura berpuasa sekaligus meninggalkan semua yang bisa membatalkan puasa, maka insya Allah kita akan menjadi insan yang bertakwa.
Persoalan takwa sendiri adalah tujuan utama disyariatkannya puasa, sebagaimana disebutkan dalam surat Al-Baqarah Ayat 183:
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”
Ada dua hal yang bisa kita tekankan dalam Ramadhan yakni maghfirah (ampunan) dan keberkahan.
Terkait dengan ampunan, Rasulullah SAW menyebutkan dalam hadisnya bahwa ibadah puasa Ramadan bisa menebus dosa-dosa yang telah lewat.
Rasulullah SAW bersabda:
Artinya: “Barangsiapa berpuasa di bulan Ramadhan karena Iman dan mengharap pahala dari Allah maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu” (hadis riwayat Bukhari dan Muslim).
Sementara terkait keberkahan Ramadan, Rasulullah SAW bersabda: “Telah datang bulan Ramadan, bulan penuh berkah, maka Allah mewajibkan kalian untuk berpuasa pada bulan itu. Saat itu pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, para setan diikat dan pada bulan itu pula terdapat satu malam yang nilainya lebih baik dari seribu bulan.” (Hadis Riwayat Ahmad).
Sementara itu, dua hadis ini menjadi penting untuk jadi acuan. Sebagai motivasi kita memanen keberkahan dan keutamaannya, ibaratnya Ramadan ini laiknya 'Harbolnas' sangking banyaknya penawaran pahala, kebaikan.
Rasulullah dalam Kitab Bughyat al-Mustarsyidîn karya Bâ‘alwî al-Syâfi‘î, mengatakan Ramadan adalah bulan kita, umat Islam.
"Bulan Rajab adalah bulan Allah, bulan Sya'ban adalah bulanku, dan bulan Ramadan adalah bulan umatku."
Tak lupa pula Ramadan, bisa juga menjadi momen menurunkan tensi kehidupan dengan merenung, mendekatkan diri kepada Allah SAW, dan menenangkan batin.
Seperti mesin yang dioperasikan terus-menerus, tentu akan menjadi panas dan membahayakan jika tidak berhenti sementara untuk istirahat. (Tka)