Kenikmatan Dari Rasa Syukur dan Hindari Rasa Kufur

Selasa, 11 Maret 2025 - Alwan Ridha Ramdani

MerahPutih.com - Kesulitan demi kesulitan memang tidak pernah sungkan memasuki kehidupan kita. Seiring waktu menjadi beban jika tidak dihempas dengan rasa syukur.

Rasa syukur adalah ekspresi menikmati hal sekecil apapun dalam hidup ini dengan kepuasan yang menenangkan hati. Islam sendiri sangat mendorong orang muslim bersifat bersyukur.

Makanya perlu sekali kajian meninjau tentang rasa syukur umat Islam. Memperkuat diri, memperkokoh iman. Berikut ini merupakan ceamah bertajuk "Nikmat Allah SWT Bertambah Bagi Orang yang Bersyukur".

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Puji beserta syukur marilah kita panjatkan kepada Allah Swt. yang telah memberikan beribu-ribu nikmat.

Tidak lupa selawat dan salam tercurahkan kepada Nabi Muhammad Saw. keluarganya, beserta sahabat. Semoga kita semua mendapatkan syafaatnya dan mendapat petunjuk hingga hari kiamat nanti.

Dalam Islam ada satu kalimat pamungkas yang ketika diucapkan membawa ketenangan jiwa. Yakni Alhamdulilahirabbila'lamiin artinya segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.

Tentu menjadi pertanyaan, mengapa kalimat itu ada? Mengapa kita menyanjung Allah? Tentu jawabannya mengukur kesalihan kita tentang bagaimana layaknya seorang hamba bersyukur ketetapan Sang Pencipta.

Allah dalam kalamnya, Alquran Alkarim banyak mengingatkan perintah kepada hamba agar bersyukur. Salah satunya termaktub dalam Surah Ibrahim ayat 14: 7.

"Jika kamu bersyukur pasti akan Kutambah (nikmat-Ku) untukmu, dan bila kamu kufur, maka sesungguhnya siksa-Ku amat pedih” (QS. Ibrahim [14]: 7)

Dampak rasa syukur itu besar dalam kehidupan, misalnya jauh dari depresi, jauh dari kesedihan, dan terhindar dari rasa mudah menyerah. Sedangkan orang yang tidak bersyukur selalu sulit, melakukan apapun terasa berat, tidak ada solusi (buntu), gelisah dan kecewa yang teramat dalam.

Barang kali jamaah, kondisi-kondusi buruk yang menimpa kita adalah balasan karena kitanya yang kurang bersyukur. Dan gejolak emosional yang kita rasakan juga mungkin juga bentuk azab yang diberikan Allah SWT.

"Demikianlah Kami memberi balasan kepada mereka disebabkan kekufuran (keengganan bersyukur) mereka. Kami tidak menjatuhkan siksa yang demikian kecuali kepada orang-orang yang kufur. (QS. Saba [34]: 17).

Perilaku bersyukur mendorong seorang muslim untuk punya kesadaran penuh tentang apa saja yang ada dalam hidupnya. Apakah itu soal tubuh yang lengkap, keuangan yang cukup, tidak punya utang, tidak punya cicilan, masih bisa memenuhi kebutuhan sekolah dan masih banyak bentuk kesadaran lainnya.

Rasa syukur yang kecil-kecil itu menciptakan proteksi diri yang baik. Melindungi diri dari rasa kufur. Dengan bersyukur semua hal yang ada dalam hidup ini menjadi cukup saja, tidak kekurangan dan tidak juga terlalu berlebihan.

Muslim yang bersyukur berarti membawa dirinya sendiri ke dalam jalan yang dekat dengan Sang Khalik. Seperti yang diungkapkan dalam Hadits Riwayat Ibnu Majah

Artinya: “Jadilah orang yang wara’, maka engkau akan menjadi hamba yang paling berbakti. Jadilah orang yang qana’ah, maka engkau akan menjadi hamba yang paling bersyukur.” [HR. Ibnu Majah no. 3417, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Ibni Majah].

Dan sebaliknya, seorang muslim yang menjauhkan dirinya dari rasa syukur adalah orang-orang menzalimi diri sendiri dan mengundang murka Allah SWT. Seperti yang diriwayatkan dalam Hadis Tabrani. Berbunyi:

Artinya: “Allah berfirman dalam hadits qudsi-Nya: “wahai anak Adam, bahwa selama engkau mengingat Aku, berarti engkau mensyukuri Aku, dan apabila engkau melupakan Aku, berarti engkau telah mendurhakai Aku!” [H.R Thabrani].

Begitulah jamaah kuatnya efek bersyukur dalam hidup ini. Walaupun tak terhitung masalah dan beban, tapi perlu diingat pula lebih banyak lagi rahmat Allah SWT yang kita rasakan dalam hidup kita sehari-hari. (Tka)

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan